Pabrik Penghasil Acrylamide

Rate this post
Pabrik penghasil acrylamide merupakan bagian penting dari rantai industri kimia global, khususnya dalam memproduksi bahan dasar untuk polimer berguna dalam banyak bidang kehidupan. Dengan terus berkembangnya teknologi, perhatian terhadap keberlanjutan, industri ini memiliki peluang besar untuk menjadi lebih hijau. Pabrik produksi acrylic amide dulu menganggap berisiko kini telah banyak mengalami transformasi melalui pendekatan biosintetik lebih ramah lingkungan. Meski demikian, perhatian terhadap aspek.

Acrylic amide adalah senyawa organik dengan rumus kimia C₃H₅NO, berguna secara luas dalam berbagai aplikasi industri. Senyawa ini berbentuk kristal putih, larut dalam air, bersifat toksik serta neurotoksik jika terpapar dalam jumlah besar. Pabrik penghasil acrylamide berperan penting dalam menyuplai bahan baku untuk industri pengolahan air, tekstil, kertas, pertambangan, hingga pabrik produksi polimer.

Penjelasan mendalam tentang peran pabrik penghasil acrylamide dalam memenuhi kebutuhan industri global melalui inovasi teknologi, standar kualitas tinggi, & sumber bahan baku terbaik.

Acerylamide

  • Sejarah & Perkembangan Produksi pabrik Acrylamide

Pabrik produksi penghasil acrylamide pertama kali mengembangkan secara komersial pada pertengahan abad ke-20. Sebelumnya, acrylamide memproduksi melalui hidrolisis akrilonitril menggunakan asam atau basa kuat. Namun, proses ini kurang efisien. Sejak tahun 1980-an, teknologi produksi penghasil acrylamide beralih ke metode biosintetik lebih ramah lingkungan, menggunakan enzim nitril hydratase untuk mengubah akrilonitril menjadi acrylamide dalam kondisi mild.

  • Bahan Baku Produksi Vinyl Amide

Bahan utama dalam pabrik produksi penghasil acrylamide adalah akrilonitril (CH₂=CH–CN), senyawa berasal dari industri petrokimia. Akrilonitril membuat melalui proses ammoxidation dari propilena, amonia. Dalam proses biosintetik, akrilonitril mereaksikan dengan bantuan mikroorganisme atau enzim nitril hydratase untuk membentuk vinyl amide.

Reaksi umumnya adalah:

CH₂=CH–CN + H₂O → CH₂=CH–CONH₂

Reaksi ini terjadi pada suhu sekitar 10–20°C dengan pH netral. Enzim nitril hydratase sangat selektif. Memungkinkan konversi tinggi dengan sedikit produk samping.

  • Proses Produksi di Pabrik

Pabrik penghasil Vinyl Amide umumnya terdiri dari beberapa unit operasi utama

  • Unit Persiapan Reaktan

Di sinilah akrilonitril dan air menyiapkan dalam rasio tertentu. Kualitas air sangat penting untuk mencegah kontaminasi dapat menurunkan efisiensi enzim.

  • Unit Reaksi Enzimatik

Larutan akrilonitril memasukan ke dalam reaktor mengandung enzim nitril hydratase. Reaksi berlangsung dalam kondisi terkendali. Enzim dapat berasal dari mikroorganisme seperti Rhodococcus rhodochrous atau Pseudomonas chlororaphis.

  • Unit Pemisahan & Pemurnian

Setelah reaksi selesai, campuran produk memisahkan dari enzim. Larutan kemudian didinginkan.

  • Unit Pengolahan Limbah

Sisa-sisa akrilonitril tidak bereaksi dan limbah cair lainnya mengolah melalui unit pengolahan biologis atau kimia sebelum membuang agar tidak mencemari lingkungan.

  • Kapasitas Pabrik Produksi dan Negara Produsen

Negara-negara dengan industri petrokimia maju seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jerman adalah produsen utama penghasil acrylamide dunia. Kapasitas pabrik penghasil produksi pabrik bervariasi, mulai dari beberapa ribu ton per tahun hingga ratusan ribu ton, tergantung skala dan permintaan pasar.

Pabrik besar biasanya terintegrasi dengan pabrik akrilonitril dan polimerisasi untuk menghasilkan polyacrylamide, bentuk turunan vinyl amide memiliki pasar lebih luas.

Aplikasi Acrylic amide & Produk Turunannya

Vinyl amide sendiri jarang berguna secara langsung karena bersifat toksik. Namun, senyawa ini merupakan prekursor utama untuk polimer seperti polyacrylamide (PAM), memiliki berbagai aplikasi.

  • Pengolahan air limbah

PAM berguna sebagai flokulan untuk mengendapkan partikel dalam air.

  • Industri pertambangan

Sebagai agen pemisah mineral dari bijih.

  • Industri kertas

Meningkatkan kekuatan kering juga basah dari kertas.

  • Pertanian

Berguna dalam produk penahan air di tanah kering.

  • Minyak & ga

Dalam teknik enhanced oil recovery (EOR) untuk meningkatkan ekstraksi minyak bumi. Penghasil produksi juga penggunaan acrylic amide menghadirkan tantangan serius dalam hal keamanan juga lingkungan. Acrylamide merupakan zat karsinogenik potensial.

  • Menggunakan sistem pemantauan kebocoran & ventilasi baik.
  • Memiliki prosedur darurat jika terjadi tumpahan atau paparan.
  • Menerapkan pelatihan keselamatan ketat bagi pekerja.
  • Mengolah limbah dengan sistem memadai.

Teknologi Ramah Lingkungan

  • Immobilized enzyme reactors

Memungkinkan penggunaan enzim secara berulang & efisien.

  • Zero Liquid Discharge (ZLD)

Sistem pengolahan air limbah tidak menghasilkan pembuangan cairan ke lingkungan.

  • Enzim rekayasa genetika

Penggunaan enzim hasil rekayasa lebih stabil dan tahan terhadap kondisi ekstrem.

  • Aspek Ekonomi & Pasar

Permintaan global akan penghasil acrylamide terus meningkat, terutama dari sektor pengolahan air dan energi. Harga acrylic amide bergantung pada harga bahan baku (khususnya akrilonitril), biaya energi, serta regulasi lingkungan.

Beberapa faktor yang memengaruhi biaya penghasil produksi meliputi

  • Ketersediaan & harga propilena (bahan baku akrilonitril). Efisiensi enzim & konversi reaksi. Biaya pengolahan limbah. Skala pabrik produksi penghasil juga lokasi geografis. Tantangan dan Prospek Masa Depan

Industri acrylic amide menghadapi tantangan seperti regulasi lingkungan semakin ketat, kekhawatiran terhadap bahaya toksik, persaingan teknologi. Kebutuhan pengolahan air bersih semakin meningkat secara global. Adanya pergeseran menuju teknologi bioproses lebih bersih. Permintaan dari sektor minyak  gas tetap tinggi.

Pabrik penghasil Acrilic Amide utama berdiri

Pabrik penghasil acrylamide pertama kali secara komersial mendirikan di Jerman pada pertengahan abad ke-20, sekitar tahun 1954. Produksi penghasil awal acrylic amide dilakukan oleh perusahaan kimia Jerman Degussa AG (sekarang bagian dari Evonik Industries), yang kala itu merupakan pelopor dalam pengembangan berbagai senyawa kimia industri. Pada masa itu, acrylamide disintesis melalui proses kimiawi tradisional, yaitu hidrolisis asam atau basa terhadap akrilonitril. Metode ini cukup efektif namun menghasilkan banyak produk samping berbahaya dan memerlukan kondisi operasi keras, seperti suhu tinggi dan penggunaan bahan kimia korosif.

Pemilihan Jerman sebagai lokasi awal produksi penghasil bukanlah hal mengejutkan. Negara ini sejak lama dikenal sebagai pusat industri kimia dunia, dengan perusahaan-perusahaan besar seperti BASF, Bayer, dan Degussa yang aktif mengembangkan berbagai senyawa kimia baru. Infrastruktur industri maju, tenaga kerja terlatih, serta dukungan penelitian dan pengembangan membuat Jerman menjadi tempat ideal untuk memulai produksi penghasil bahan kimia baru, termasuk acrylamide.

Seiring waktu, teknologi produksi acrylamide mengalami evolusi besar. Pada tahun 1980-an, Jepang mengambil tongkat estafet dengan mengembangkan proses biosintetik menggunakan enzim nitril hydratase, menemukan oleh peneliti Jepang dari perusahaan Mitsubishi Rayon. Proses ini memungkinkan konversi akrilonitril menjadi acrylic amide dengan efisiensi tinggi dan dampak lingkungan jauh lebih kecil. Jepang kemudian menjadi salah satu produsen terbesar acrylamide di dunia berkat adopsi cepat terhadap teknologi ramah lingkungan tersebut.

Dengan demikian, meskipun produksi pertama melakukan di Jerman, Jepang memainkan peran penting dalam revolusi teknologi pabrik produksi acrylamide, menjadikannya lebih aman & berkelanjutan. Kombinasi inovasi kimia juga bioteknologi ini menjadi dasar dari proses produksi modern acrylamide saat ini.

Pengeluaran Tahunan Acrylamide dari Pabrik Penghasil

Pengeluaran tahunan acrylamide dari penghasil acrylamide sangat bergantung pada kapasitas pabrik produksi, teknologi berguna. Secara umum, pabrik skala menengah hingga besar dapat memproduksi antara 10.000 hingga 100.000 ton acrylamide per tahun. Beberapa pabrik besar di Asia, seperti di Cina & Jepang, bahkan mampu menghasilkan lebih dari 150.000 ton per tahun, terutama terintegrasi dengan fasilitas penghasil pabrik polyacrylamide.

Total pengeluaran atau biaya penghasil produksi tahunan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu bahan baku (seperti akrilonitril), biaya energi, biaya enzim (dalam proses biosintetik), tenaga kerja, pengolahan limbah, dan pemeliharaan fasilitas. Berdasarkan estimasi industri, biaya penghasil produksi per ton acrylamide bisa berkisar antara $1.200 hingga $1.800, tergantung efisiensi proses dan harga bahan baku. Dengan demikian, sebuah pabrik berkapasitas 50.000 ton per tahun dapat menghabiskan dana operasional antara $60 juta hingga $90 juta per tahun.

Namun, pabrik modern menggunakan enzim immobilisasi juga teknologi hemat energi mampu menekan pengeluaran secara signifikan. Efisiensi proses ini penting karena acrylamide adalah produk dengan margin keuntungan cukup sensitif terhadap fluktuasi biaya bahan baku, terutama di pasar global kompetitif.

Percayakan kebutuhan Anda pada pabrik penghasil acrylamide. Kami menawarkan produk berkualitas tinggi dengan proses canggih, memastikan kepuasan & keandalan untuk setiap aplikasi industri anda.

Acrylamide